Senin, 31 Maret 2008

BATU CALEMPONG - "TALEMPONG"

Sebuah bukti penemuan atas perkembangan musik tradisional "Calempong" atau"talempong" yang mirip dengan " Gamelan " di Jawa ditemukan di Tolang Onau.Kab.Lima Puluh Kota. Sumbar.
Calempong adalah musik atau bunyian-irama purbakala yang terus berkembang hingga zaman moderen dan era globalisasi ini. Musik calempong berkembang seiring dengan berkembangnya vbudaya Batu Besar ( Megalithik ) pada kurun waktu 2500 tahun sebelum Masehi ( SM).
Bermula dari bunyi atau suara yang dikeluarkan batu besar ( mega) yang digunakan orang dalam ritual agama pada masa purbakala, kemudian diarakan menjadi alat musik " batu ". Dalam perkembangannya bunyi batuan besar agama "majusi " ( animisme/dinamisme ) pada masa itu berkembang dengan menggunakan suara yang dikeluarkan oleh Lesung Batu. Lesung batu yang semuala juga digunakan untuk media ritual agama dan adat dimanfaatkan pula sebagai alat pengolah bahan makamanan buah-buah dan biji-bijian serta daun-daunan, kemudian dimanfaatkan pula untuk memaminakan musik calempong. Lesung Batu atau dakon sesuai perkembangannya dibuat dari kayu. Seterusnya dari musik batu besar, lesung batu dan lesung kayu yang dimanfaatkan sebagai instrumen musik dikenal dengan musik " katuntuang ",. Sedlanjutnya sebagai instrumen musik calempong sebelum ditemukannya logam /besi menggunakan " bambu" dan terakhir menggunakan besi setelah ditemukannya logam.
Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan budaya










instrumen musik telempong terbuat dari "bahan besi


















Di Bawah ini adalah penemuan atas peninggalan nenek moyang yang hidup dan berkembang budayanya " batu besar " ( Megalithikum) yakni musik calempong pada zaman pra sejarah yakni pada masa berkembangnya budaya batu besar "Megalithiek". Musik calempong dan gamelan berasal dari Tolang Onau ?. Tentu ahli sejarah kepurbakalaan atau ahli sejarah musik yang bisa membuktikan.
Suatu kenyataan budaya yang bertahan sampai sekarang, ternyata pemain musik calempong tersebut merata ada di semua nagari dan selalu memainkan "calempong batu atau calempong bambu" bila ada keramaian nagari apalagi ada seremonial adat di seluruh Kabupaten Lima Puluh Kota .





Di Kenagarian Tolang Onau, Kecamatan Gunung Omeh, Kab. Lima Puluh Kota, Provinsi Sumbar, Indonesia dapat ditemukan sebuah prasasti peninggalan Pra sejarah, Masa Purbakala; berupa batu besa ( megalithiek). Batu -batu besar tersebut dapat mengeluarkan bunyi seperti "calempong" ( talempong) bila dipukul. Nada-nada yang dikeluarkannya mirip dengan "gamelan" di Jawa. Masayarakat setempat menamakannya " Calempong Batu ".

1 komentar:

hendri purba mengatakan...

malam,saya seorang mahasiswa isi jogjakarta.Saya pernah membaca sebyah karya tuli yang berjudul tari lukah gilo 'Desfriani'. didalam buku tersebut tertulis musik pengiringnya adalah talempong. akan tetapi musikologinya tidak begitu jelas.apakah saudara dapat membantu saya,untuk mengetahui musikologi dari talempong tersebut.!!!